welcome

selamat datang in my ROOM...........

Mengenai Saya

Foto saya
ass'ww.... haluw2.....para manusia yang ca'em2.... hehe.... aq adalah sesosok manusi seperti kalian... tidak ada perbedaan diantara qt.... so be my friendZ....!:) sekarang komunitasQ di surabaya-kediri,,,, biaya murah kok,,,cuman 5rb rupiah klo naek kereta.... hehehehe.....

Selasa, 18 Desember 2007

Pertarungan di Ajang Sistem Opersi


Pertarungan di Ajang Sistem Operasi

PROSES pengadilan kasus Microsoft yang memakan waktu hampir dua tahun ini, menunjukkan begitu gigihnya perusahaan piranti lunak komputer nomor satu dunia ini membela strategi bisnis dan menyelamatkan supremasinya di dunia teknologi informasi. Meski begitu, upaya perusahaan yang didirikan raja software-Bill Gates- itu, akhirnya kandas juga setelah hakim di Amerika Serikat menyatakannya bersalah melakukan praktik monopoli Windows, awal April lalu. Di luar persidangan yang menyita perhatian dan menyedot anggaran yang besar, perusahaan yang masih di atas angin dalam bisnis Windows NT itu, terus dibayang-bayangi ancaman menurunnya pendapatan karena pembajakan produk unggulan mereka di banyak negara, termasuk Indonesia. Sementara itu mereka sendiri tidak dapat berbuat banyak untuk mencegahnya.

Selain itu, munculnya pesaing baru-Linux-yang kini dijagokan hampir oleh semua perusahaan besar pesaingnya, antara lain IBM, Silicon Graphics Inc, Dell Computer, Sun Microsystems dan Oracle, mungkin akan mengganjal langkah Microsoft dan mendorongnya meninjau kembali strategi bisnisnya untuk bersaing di dunia software yang memang begitu ketat. Perang sistem operasi saat ini digambarkan Eksekutif Software IBM, Scott Hebner, seperti dikutip International Herald Tribune bulan Maret lalu, sama dengan perang browser beberapa tahun lalu.

Untuk saat ini, Microsoft mungkin masih bisa bernafas karena meski relatif lebih mahal, masih lebih banyak orang memilih produk mereka. Namun, bila melihat tingkat pertumbuhan total unit Linux yang dipasarkan mencapai 93,2 persen dari tahun 1998 hingga tahun lalu, sementara Windows hanya 23,6 persen, boleh jadi akan membuat Steve Balmer CEO Microsoft saat ini cemas.

Apalagi bila ia melihat unit baru yang dikapalkan, atau pangsa pasar produk baru mereka dalam dua tahun terakhir ini statis pada 38 persen saja. Sedangkan Linux yang dikembangkan pertama kali oleh Linus Torvalds pada tahun 1991, menurut perusahaan survei International Data Corp, dalam dua tahun terakhir ini telah mampu menggeser penggunaan Unix dan Netware hingga berada di posisi kedua kini setelah Windows NT, yaitu naik dari 16 menjadi 25 persen. Sementera itu semua operasi lainnya turun, termasuk Netware dan Unix.

Kenaikan penggunaan Linux pada tahun 1998 itu, masih menurut IDC, mengalami lonjakan 190 persen dari tahun 1997. Lalu, bila melihat jumlah penggunanya, juga terjadi peningkatan tajam. Pada tahun 1998 pengguna Linux tercatat sekitar 7,5 juta orang, mengalami kenaikan 212 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Melihat kecenderungan ini, Vice President & Chief Scientist Silicon Graphics Inc (SGI) Eng Lim Goh, Press Symposium SGI Asia Pacific "Storming the 21st Century" di Pulau Cheju Korea awal April lalu, memprediksi pada tahun-tahun mendatang Linux berpeluang menyaingi Windows NT yang selama beberapa tahun mendominasi pasar sistem operasi.

Hal itu karena Linux-berbeda dengan sistem operasi lainnya yang ada selama ini-dikembangkan dengan cara open source yang memungkinkannya diperoleh secara cuma-cuma melalui jaringan internet dan dikembangkan oleh siapa pun, termasuk perusahaan besar lainnya. Sedangkan Windows NT, maupun Unix dan Netware, dijual secara komersial.

Ia melihat pada tahap awal perjualan Linux memang belum memberi keuntungan yang berarti dibandingkan Windows NT, meski dalam unit termasuk terbanyak kedua setelah Windows NT. Pada kurun tahun 1997 hingga 2002 diperkirakan keuntungan Linux sekitar 8,8 persen sedangkan Windows NT 22,2 persen.

Namun, keuntungan yang diharapkan SGI pada tahun-tahun mendatang, seperti juga perusahaan pengembang lainnya, adalah pada jasa solusi totalnya dan pengembangan tools. Saat ini perusahaan komputer AS ini akan mempercepat pengembangan Linux dalam sistem operasi kelas perusahaan.

Pengembangan Linux

Tahun lalu SGI berhasil mengembangkan beberapa teknologi penting termasuk XFS file system yang memungkinkan Linux menjadi bagian dari kode platform sistem operasi. Ia mengungkapkan, beberapa teknologi proprietary atau tertutup yang dikembangkan SGI sebelumnya, kini berhasil dipadukan ke Linux, antara lain Performance Co-Pilot yaitu paket peranti lunak pengatur kinerja sistem dan software director untuk penyeimbang beban (load balancing) pada jaringan server dan untuk layanan jasa di Web.

"Perusahaan ini akan terus berkontribusi pada komunitas open source dengan teknologi kunci dari sistem operasi IRIX yang dikembangkan SGI berbasis Unix," ujar Goh.

Pada kesempatan terpisah, pada Press Symposium tersebut, Country Manager SGI Indonesia Rene Wijaya mengatakan, tahun lalu, SGI bekerja sama dengan Ohio University membuat clustering Linux dengan prosesor Intel hingga 128 CPU. Ini tergolong yang terbesar dari teknologi clustering Linux, namun masih jauh dari Unix yang dapat mencapai ribuan.

Linux saat ini memang masih memiliki beberapa kelemahan yaitu dari skalabilitasnya. Namun, sistem operasi yang dimiliki SGI yaitu IRIX dapat meng-handle 512 sampai 1024 prosesor. Linux tidak mustahil dikembangkan ke arah itu juga.

Saat ini Linux banyak digunakan untuk mail server dan web server. Pengguna web server sudah di atas 50 persen yang memakai Linux. Karena kelebihan Linux dibandingkan Windows NT adalah dalam hal Robust mesin. Namun untuk database grafik dan workstation, Linux masih kurang dikembangkan. Karena itu untuk pengembangan lebih lanjut SGI akan memberikan propertinya untuk open source di Linux. "Dengan demikian Linux nantinya dapat dipakai tidak hanya di server tapi juga untuk membuat grafik, " jelas Rene yang juga Manager SGI Kawasan ASEAN.

Ia melihat tren Linux besar sekali, karena akan memberi kebebasan pada end user. Dengan adanya Linux, semua sistem dapat berjalan pada platform berbeda. Dengan Linux tidak perlu pusing mengembangkan aplikasi di platform lain. Dalam hal ini SGI bisa menawarkan tools-nya yang ada di kernel dari Linux untuk optimasi. Hal ini juga dilakukan perusahaan lainnya, karena itu nantinya akan terjadi persaingan di performansi.

Meskipun SGI terjun ke Linux, Rene berpendapat, perusahaan yang kuat dalam bidang simulasi ini tidak akan pernah meninggalkan IRIX karena Unix versi SGI ini sangat mature. Sistem operasi tersebut saat ini dapat membuat simetric single image sampai 512 prosesor, bahkan di laboratorium sedang dikembangkan sampai 1024.

Beberapa vendor dan SGI masih menggunakan Unix untuk keperluan highend. Sementara ini Linux masih dikembangkan untuk lowend, workstation intel, dan server.

IBM, misalnya, telah memulai program untuk membuat semua hardware dan software-nya dengan Linux. Perusahaan ini memobilisasi ratusan insinyur untuk menjalankan kampanye Linux, dan insinyur yang menangani Linux yang jumlahnya akan ditingkatkan menjadi ribuan dalam beberapa tahun mendatang.

Untuk bersaing dengan Sun dan Microsoft, IBM akan melengkapi semua sistem opera-sinya untuk berjalan pada Linux secara mulus. Hal yang sama juga akan dilakukan untuk database, aplikasi Web, dan messaging software. Hal itu dilakukan Big Blue ini dengan melihat Linux sebagai sistem operasi pilihan untuk internet, karena lebih robust dan reliable.

Linux di Indonesia

Kemunculan Linux tahun 1991 rupanya disambut baik oleh kalangan luas di Indonesia, karena sistem operasi ini akan dapat memberi peluang bagi pengembang software di negeri ini berkreasi menciptakan aplikasi sendiri. Beberapa perintis yang melakukan hal itu antara lain I Made Wiryana dan Rahmat Sami Ibrahim, keduanya dari Universitas Indonesia. Sedangkan pakar jaringan dari ITB yaitu Onno Purbo, Budi Rahardjo, juga termasuk yang paling awal mengembangkan Linux.

Sementara itu aplikasi Linux untuk perkantoran berhasil dikembangkan oleh peneliti dari Departemen Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB). Pengembangannya mendapat dana Riset Unggulan Terpadu dari Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi.

Sejak dikembangkan tahun 1999, kata Deputi Ketua Bidang Teknologi Informasi, Energi, Material, dan Lingkungan BPPT Dr Ir Ashwin Sasongko MSc bulan lalu, aplikasi ini mulai diujicoba di Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, dan di lembaga penelitian non-departemen, sebagai alternatif dari aplikasi-aplikasi dari sistem operasi lain yang selama ini harus dibeli dengan harga relatif mahal sampai ribuan dollar AS.

Penggunaan dan pengembangan Linux menguntungkan karena dapat di download secara gratis di internet, atau merupakan public domain. Sistem aplikasi Linux yang dibuat ITB, jelasnya, bila digunakan tetap dapat membaca dokumen yang sebelumnya dibuat berbasis Microsoft. "Sistemnya bidirectional, sehingga file yang disimpan di aplikasi ini dapat juga dibaca oleh Microsoft Office dan sebaliknya," jelasnya.

Di dunia, lanjut Ashwin, yang juga mantan Direktur LEN Industri, Linux mulai menjadi trend. Di Cina pemerintahnya telah menetapkan hanya akan menggunakan Linux di lingkungan kantor pemerintah. "Mereka tidak mau lagi menggunakan Microsoft Office, karena itu menyuruh mengganti sistem operasi yang ada dengan Linux," katanya. Bahkan di AS, United States Postal Service sudah mulai menggunakan sistem operasi baru itu.

Penggunaan Linux akan dapat menekan biaya dalam jumlah besar. Bila pada satu komputer ada lima aplikasi saja maka biaya yang harus dikeluarkan 5.000 dollar. Jika di sebuah kantor memiliki tiga komputer saja berarti harus disediakan anggaran 15.000 dollar atau lebih dari Rp 105 juta. Sementara itu Linux dapat diperoleh gratis, sedangkan aplikasi Linux yang dijual di pasaran harganya juga relatif lebih rendah, hanya 50 dollar AS.

Lebih lanjut penerapan Linux di Indonesia diharapkan dapat mengatasi masalah pelanggaran hak cipta software dan menghindari tuntutan atas kasus itu berkaitan dengan mulai diberlakukannya TRIPs (Trade Related of Intellectual Property Rights) di dunia.

Menurut data BSA (Business Software Alliance), pembajakan paket software di Indonesia pada tahun 1997 mencapai 93 persen, atau senilai 193 juta dollar AS. Aswin mengharapkan selain perguruan tinggi dan lembaga penelitian pemerintah, aplikasi Linux hendaknya juga dikembangkan di perusahaan.

Tidak ada komentar: